Serba-Serbi Plot

Februari : Karakter Tokoh Utama

Maret : Plot

Topik opini bareng BBI bulan Maret ini cukup menantang, tentang alur cerita atau plot. Sebenarnya, alur cerita tidak sama dengan plot, tetapi saya memutuskan untuk membahas tentang plot saja. Dua bulan berturut-turut, saya membuat post opini yang terintegrasi dalam review. Untuk bulan ini, karena pengetahuan saya tentang alur maupun plot masih sangat minim, maka saya mencari-cari berbagai referensi dan merangkumnya dalam post ini. Contoh-contoh buku yang saya gunakan hampir semua sudah direview di blog ini, silakan mencari reviewnya dengan mengetikkan judul buku di kolom search.

Menurut Christopher Booker (sumber), ada 7 plot dasar yang biasanya digunakan dalam cerita. Jadi, mau dibuat seperti apa pun, pada dasarnya akan kembali pada plot dasar berikut:

  1. Overcoming the monster; protagonis melawan antagonis yang menjadi ancaman. Tujuan utamanya adalah mengalahkan antagonis, ceritanya berpusat pada perjuangan sang protagonis.
    Contoh: Dracula, Harry Potter and the Chamber of Secrets.
  2. Rags to riches; protagonis berusaha meraih sesuatu, baik itu harta, kejayaan, atau ambisi yang lain. Kemungkinan sang protagonis akan mengalami krisis saat telah mencapai keinginannya, yang menjadikannya karakter yang lebih baik.
    Contoh: Cinderella, Oliver Twist.
  3. Quest; protagonis mengalami perjalanan untuk mendapatkan sesuatu. Tujuannya ada di akhir perjalanan.
    Contoh: The Lord of the Rings, Harry Potter and the Deadly Hallows.
  4. Voyage and return; protagonis masuk ke dunia yang baru/asing, tetapi mengalami ancaman/kesulitan sehingga memutuskan untuk kembali ke tempatnya berasal. Di akhir cerita, protagonis mendapatkan pengalaman.
    Contoh: Alice’s Adventures in Wonderland, Coraline.
  5. Comedy; mengacu pada akhir yang bahagia, atau mencapai keberhasilan.
    Contoh: As You Like It, The Importance of Being Earnest
  6. Tragedy; akhir yang tidak menyenangkan atau tidak sesuai harapan. Atau bisa juga protagonis berperan sebagai karakter jahat, sehingga kematiannya merupakan akhir yang terbaik.
    Contoh: Romeo and Juliet, The Picture of Dorian Gray.
  7. Rebirth; protagonis yang jahat kemudian berubah menjadi baik, atau protagonis yang terjebak dalam bahaya atau di ambang kehancuran, kemudian diselamatkan.
    Contoh: The Secret Garden, Sleeping Beauty.

Glen C. Strathy menambahkan dua kategori lagi (sumber), yang tidak dimasukkan Booker:

8. Mystery; adanya orang luar yang berusaha memecahkan misteri/masalah.
Contoh: karya-karya Sir Arthur Conan Doyle, Agatha Christie.
9. Rebellion against ‘the one’; perjuangan protagonis untuk memberontak dari penguasa. Perjuangannya bisa berhasil atau tidak.
Contoh: 1984, The Hunger Games.

Pembagian 7 plot dasar (atau 9), ternyata masih terlalu umum dan luas. Ada yang mengkategorikannya secara berbeda, bahkan sampai 36 macam (di sini). Bahkan tidak sedikit yang menentang pembagian ini, yang dinilai membatasi apresiasi sastra.

Menurut saya, pembagian yang sudah disusun ini pengaplikasiannya ke dalam suatu karya sastra mungkin tidak sesederhana itu. Bisa jadi sebuah cerita merupakan perpaduan antara 2 atau 3 plot dasar di atas, dengan kadarnya masing-masing. Atau mungkin bisa juga kita menganggap bahwa ‘monster’ tidak harus berupa makhluk jahat yang jelas nyata, perjalanan bisa jadi berbeda bentuknya pada era yang lebih modern.

Plot-plot dasar yang sudah saya cuplik di atas pada prinsipnya memiliki pola yang sama, yang secara lebih terperinci dibagi menjadi: (sumber)

  1. Foreshadowing; pengenalan cerita.
  2. Suspense; ketegangan akan sesuatu yang belum diketahui.
  3. Conflict; pertentangan/masalah dari pihak yang berlawanan.
  4. Exposition; latar belakang kisah, tentang setting, karakter, plot.
  5. Rising Action; pembangunan masalah/konflik utama.
  6. Crisis; titik balik kisah yang penting dan menentukan akhir cerita.
  7. Resolution/Denouement; penyelesaian kisah.
"Freytag's pyramid" (sumber)

“Freytag’s pyramid” (sumber)

Piramida Freytag ini pada pengaplikasiannya bisa saja tidak simetris seperti itu. Kebanyakan kisah (terutama mystery) memiliki penyelesaian yang relatif cepat, sehingga struktur piramidanya akan condong ke kanan. Misalnya saja Sharp Objects yang penyelesaiannya dirangkum dalam satu bab terakhir saja.

Setelah memahami plotnya, selanjutnya akan lebih mudah untuk membawa alur cerita sesuai dengan keinginan penulis. Beberapa teknik menciptakan alur cerita yang berhubungan dengan plot, di antaranya: (sumber)

  • Backstory, menceritakan kejadian sebelum kisah yang sedang diceritakan
  • Flashback, kembali ke permulaan kisah.
  • Flashforward, melompat ke masa mendatang/selanjutnya.
  • Foreshadowing, memberi petunjuk tentang kejadian yang akan terjadi pada bagian selanjutnya.
  • Frame story/story within a story, ada kisah utama dan ada kisah lain yang berhubungan dengannya.
  • Narrative hook, pembuka yang membuat pembaca penasaran.
  • Plot twist, perubahan plot yang tidak terduga.
  • Red herring, mengalihkan perhatian dari sesuatu yang penting.
  • dll (see more)

Teknik-teknik di atas biasanya dikombinasi untuk menciptakan sebuah kisah utuh yang bisa dinikmati, membuat penasaran, sekaligus menyampaikan dengan baik apa yang hendak diutarakan oleh penulisnya. Salah satu kisah dengan alur unik adalah If on a winter’s night a traveller, yang di dalamnya–paling mencolok–terdapat story within a story, yang terkadang berfungsi sebagai red herring, juga terdapat beberapa plot twist. Dalam plot dasar, saya cenderung mengkategorikannya sebagai voyage and return–walaupun tidak sesuai dengan definisi konvensionalnya.

Berbeda halnya dengan The Old Man and the Sea yang sama-sama memiliki plot dasar voyage and return, hampir tidak ada plot twist di sini. Alur kisahnya berjalan sesuai dengan piramida Freytag, mungkin dengan sedikit foreshadowing dan backstory untuk memperkaya narasinya.

Sekian hasil riset kecil-kecilan saya. Semoga bermanfaat, dan jika ada kekeliruan, jangan ragu untuk memberikan koreksi. Kalau kalian, adakah buku yang kalian baca memiliki plot yang unik?

2 responses to “Serba-Serbi Plot

  1. Waah, nambah ilmu soal plot ini. Selama ini saya malah ndak pernah nyari tahu soal pembagian-pembagian plot. Makasih, Mbak Busyra >.<

Leave a comment