Scene on Three (132) [7th Anniversary]

Ya, tepat hari ini, tujuh tahun yang lalu, Scene on Three diluncurkan pertama kali. Biarlah blog ini jarang posting, tapi hari spesial seperti ini seharusnya tetap dirayakan. Berhubung belakangan saya tidak banyak membaca buku yang SoT-able, dan masih dalam semangat cinta negeriku yang sedang lucu-lucunya ini, marilah kita kutip salah satu puisi Wiji Thukul.

ucapkan kata-katamu

jika kau tak sanggup lagi bertanya
kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan
jika kautahan kata-katamu
mulutmu tak bisa mengucapkan
apa maumu terampas
kau akan diperlakukan seperti batu
dibuang, dipungut
atau dicabut seperti rumput
atau menganga
diisi apa saja menerima
tak bisa ambil bagian
jika kau tak berani lagi bertanya
kita akan jadi korban keputusan-keputusan
jangan kaupenjarakan ucapanmu
jika kau menghampa pada ketakutan
kita akan memperpanjang barisan perbudakan
(hal.27)

Jika mengikuti media sosialku (terutama Twitter) beberapa bulan belakangan, pasti tahu ada satu isu yang cukup sering dan keras kubicarakan. Isu yang menurutku penting dan patut, bahkan harus kuperjuangkan, sebagai bagian dari sistem besarnya. Yah, mungkin seperti yang disebut dalam puisi ini, saya tidak mau ditenggelamkan keputusan-keputusan, dicabut seperti rumput, dan menghampa pada ketakutan. Kalaupun itu harus terjadi, setidaknya saya sudah ikut dalam perjuangan, meski hanya dengan hal sesepele kata-kata.

Leave a comment