Therese Raquin – Émile Zola

Judul buku : Therese Raquin (Thérèse Raquin)
Penulis : Émile Zola (edisi kedua: 1868)
Alih bahasa : Julanda Tantani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Agustus 2011
Tebal buku : 336 halaman

Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1867. Berkisah tentang seorang wanita bernama Therese Raquin, yang sejak kecil dititipkan kepada bibinya, Mme Raquin. Dia dibesarkan bersama sepupunya yang sakit-sakitan, Camille. Mme Raquin membesarkannya seperti anaknya sendiri, dalam arti yang sebenarnya. Therese dibesarkan seperti anak yang sakit-sakitan, bahkan dia harus meminum obat yang sama dengan yang diminum Camille. Therese yang dibesarkan dengan cara itu, tumbuh menjadi gadis yang penurut dan tertutup.

Saat dewasa, Mme Raquin memutuskan untuk menikahkan putra dan keponakannya. Tanpa perlawanan, tetapi juga bukannya dengan rela, Therese menuruti kemauan bibinya. Dia menjalani kehidupannya secara datar dan acuh tak acuh, nyaris tanpa emosi yang ditampakkan. Sampai suatu ketika, teman lama Camille, Laurent, berkunjung.

Di mata Therese, Laurent adalah pria sejati. Tubuhnya jangkung dan penampilannya kuat. Sangat berbeda dengan suaminya yang kecil, kurus dan tampak rapuh karena sakit-sakitan. Laurent pun dapat membaca ketertarikan Therese, dan mengambil kesempatan itu. Meskipun ototnya besar, tapi Laurent bukan tipe pekerja keras. Dia adalah orang yang suka memanfaatkan segala sesuatu untuk keuntungan pribadinya. Dia lebih suka bersantai dan tidak bekerja, tetapi bisa hidup enak.

Mereka berselingkuh. Akan tetapi mereka menemukan ganjalan untuk perselingkuhan mereka, dan satu-satunya jalan yang ada di pikiran mereka adalah menyingkirkan Camille. Mereka pun melakukan tindakan nekat, tetapi pada akhirnya justru perbuatan mereka menghantui hidup mereka. Tak ada ketenangan, tak ada kebahagiaan, hanya ada ketakutan dan kegilaan.

Kesamaan itu, perasaan menyatu itu, bersifat kejiwaan dan merupakan fakta psikologis yang sering terjadi di antara orang-orang yang terperangkap bersama-sama gara-gara suatu ketegangan mental yang luar biasa. (p.166)

Sejujurnya buku ini bagus, penulis mengangkat sisi nyata kehidupan, dari sisi yang memuakkan. Ya, saya muak membaca kisah Therese dan Laurent. Meskipun saya yakin bahwa penulis menggambarkan mereka sudah terserang gangguan psikotik, tetapi tak ada empati saya sedikit pun terhadap mereka. Meski saya juga tidak terlalu menyukai karakter Camille maupun Mme Raquin, tetapi perbuatan kedua kekasih gelap itu tidak membuatnya lebih baik.

Jika dalam kisah kejahatan seringkali ada korban yang ditujukan untuk dikasihani, maka dalam buku ini itu tidak berlaku. Saya hanya sempat berempati sedikit pada Therese di awal kisah, tetapi dalam perkembangannya, saya muak dengan semua orang di situ. Semua, tanpa kecuali. Buku ini gelap, kisah ini gelap, menyoroti sisi gelap dari sekumpulan manusia yang hidup di lingkungan yang gelap.

Meski begitu, saya harus mengakui bahwa penulisan buku ini luar biasa. Begitu luar biasa hingga bisa membuat saya benci setengah mati, karena begitu nyatanya penggambaran kegelapan itu. Terjemahannya juga lumayan, tetapi pada beberapa bagian terkesan banyak sekali pengulangan. Entah aslinya memang begitu, atau pemilihan kata dalam bahasa Indonesia yang kurang variatif.

Buku ini merupakan terjemahan dari edisi kedua yang diterbitkan pada tahun 1868. Dalam edisi ini, penulis secara khusus membuat kata pengantar, yang dari isinya terkesan bahwa edisi pertamanya tidak mendapatkan sambutan yang baik.

Seandainya mereka memahaminya, mungkin mereka bahkan akan lebih tersipu-sipu lagi, namun paling tidak saya bisa menikmati semacam kepuasan pribadi karena mengetahui bahwa mereka merasa jijik untuk alasan yang tepat. (p.6)

Saya percaya bukan hanya pada masa itu karya sastra dikritik habis-habisan karena menuliskan kejujuran dan fakta. 3/5 untuk naturalisme yang satu ini.

7 responses to “Therese Raquin – Émile Zola

  1. Kisah klasik yang kayaknya perlu dicoba untuk dibaca

  2. Hhhoo… Gitu ya, ceritanya. Aku baru aja beli buku ini kemarin di Gramed. Mumpung diskon. Belum pernah baca karyanya Émile Zola nih..

  3. Selamat membaca dan menikmati ‘realita’ 🙂

  4. Pingback: Zoladdiction (Reading Zola in April 2013) | Bacaan B.Zee

  5. Pingback: Zoladdiction (Reading Zola in April 2013) | Bacaan B.Zee

  6. Pingback: Zoladdiction 2014 | Bacaan B.Zee

Leave a comment