Adultery – Paulo Coelho

adulteryTitle : Selingkuh (Adultério)
Author : Paulo Coelho (2014)
Translator : Rosi L. Simamora
Publisher : Gramedia Pustaka Utama
Edition : Cetakan pertama, 2014
Format : Paperback, 320 pages

Banyak orang mengatakan waktu menyembuhkan semua luka, tetapi itu tidak benar.
Tampaknya, waktu hanya menyembuhkan hal-hal baik yang ingin kita genggam selamanya. Waktu memberitahu kita, “Jangan konyol, ini kenyataan.” Itulah sebabnya semua yang kubaca demi mengangkat semangatku tidak pernah bertahan lama. Ada lubang di dalam jiwaku yang mengisap semua energi positif di dalam diriku, dan hanya meninggalkan kekosongan. Aku sangat mengenal lubang itu—aku telah hidup bersamanya berbulan-bulan—tetapi aku tidak tahu bagaimana melepaskan diri dari cengkeramannya.

Semua yang kita cari dengan penuh antusiasme sebelum kita mencapai masa dewasa—cinta, pekerjaan, iman—berubah menjadi beban yang terlalu berat untuk ditanggung.
Hanya ada satu cara untuk melepaskan diri dari hal ini: cinta. Mencintai berarti mengubah perbudakan menjadi kebebasan.
Tetapi sekarang ini, aku tidak bisa mencintai. Aku hanya merasakan benci.
Dan meskipun kedengarannya tidak masuk akal, itu memberi makna pada hari-hariku.
(p.155-156)

Linda memiliki segala yang diimpikan seorang wanita berusia tiga puluhan tahun; suami yang hebat, anak-anak yang luar biasa, pekerjaan yang mapan, rumah tangga yang bahagia, tetapi ada yang salah di dalam dirinya. Ada sebuah kekosongan yang tak terjelaskan dalam jiwanya. Dia bahagia tetapi tidak merasa bahagia. Dia sudah mencoba mencari bantuan profesional, tetapi tak ada yang bisa menghilangkan kegusarannya. Sampai saat pekerjaan mempertemukannya kembali dengan mantan kekasihnya, dia terlibat dalam hubungan terlarang yang membangkitkan kembali apa yang terkubur dalam jiwanya.

Saya rasa, ada Linda dalam setiap diri kita, pada suatu episode hidup kita. Ada kalanya kita merasa tak pantas untuk mengeluh, menilik apa yang sudah kita miliki dan kita capai, tetapi jauh di kedalaman jiwa kita, ada lubang yang tak bisa kita abaikan begitu saja. Lubang yang kalaupun kita abaikan, pada akhirnya akan memakan jiwa kita perlahan. Ada sesuatu hal yang tidak bisa kita bagikan kepada orang lain, karena rasanya tak ada yang mengerti. Seperti Linda, dia berselingkuh bukan karena rumah tangganya bermasalah, bukan karena suaminya memiliki kekurangan, bukan karena pria lain lebih menarik, bukan karena prasangka apa pun yang bisa dipikirkan oleh orang lain.

Kau tidak memilih hidupmu, hiduplah yang memilih dirimu. Tidak ada gunanya bertanya mengapa kehidupan menahan suatu kebahagiaan atau kesedihan, kau hanya bisa menerimanya dan melanjutkan hidupmu.
Kita tidak dapat memilih hidup kita, tetapi kita dapat memutuskan apa yang akan kita lakukan dengan kebahagiaan atau kesedihan yang kita dapatkan.
(p.103)

Bisa dikatakan, kita menghabiskan sebagian besar hidup kita untuk menyenangkan orang lain, hidup dengan standar yang ditentukan oleh masyarakat, menjaga citra diri kita agar sesuai dengan apa yang secara umum dianggap baik. Seringkali kita lupa untuk menanyakan pada diri kita, apa yang sebenarnya kita inginkan, apa yang kita butuhkan untuk ‘hidup’.

Mungkin mereka tidak memiliki kebutuhan untuk membuat orang lain terkesan. Aku memiliki kebutuhan itu, dan aku tidak dapat menolaknya, karena itu merupakan pengaruh baik dalam hidupku, terus mendorongku. Selama aku tidak mengambil risiko yang tidak perlu, tentu saja. Selama aku dapat menjaga duniaku tepat seperti sekarang ini. (p.83)

“Kita bukan orang yang semula kita inginkan. Kita adalah yang dituntut masyarakat. Kita adalah apa yang dipilih orangtua kita. Kita tidak ingin mengecewakan siapa pun; kita memiliki kebutuhan yang besar untuk dicintai. Jadi kita menutupi sisi terbaik diri kita. Perlahan-lahan, cahaya impian kita berubah menjadi monster dalam mimpi-mimpi buruk. Mereka menjadi hal-hal yang tidak dilakukan, kemungkinan-kemungkinan yang tidak kita jalankan.” (p.165)

Saya pribadi sebenarnya tidak merasakan keterikatan dengan karakter Linda dan konfliknya. Saya tidak suka dengan pandangan hidup Linda serta bagaimana dia mengambil pilihan. Banyak ide-ide penulis yang tidak saya sepakati. Meski begitu, penulis berhasil menyampaikan ide-ide universal mengenai hidup melalui kehidupan Linda. Melalui Linda, saya sadar bahwa terkadang kita merasa mengerti sesuatu yang belum pernah kita alami, padahal sesungguhnya tidak. Melalui kegagalannya dalam menemukan bantuan profesional menunjukkan bahwa mengecilkan masalah orang lain tidak akan memberikan penghiburan bagi mereka. Melalui pencarian dan penemuannya, saya belajar bahwa untuk merayakan hidup, sekali-sekali kita perlu juga untuk terpuruk.

Ketika kita memberikan segalanya, kita tidak dapat kehilangan apa-apa lagi. (p.311)

Setting dalam Buku

Juni : Setting dalam Buku

Juni : Setting dalam Buku

Linda adalah orang Swiss asli, dan buku ini mengambil setting di Jenewa. Penulis tak hanya menggunakan setting tempat ini sebagai sematan, tetapi dia juga menggambarkannya dengan cukup detail. Selain tempat, penulis menyinggung kebiasaan, gaya hidup, sampai kebudayaan orang Swiss yang kemungkinan hanya bisa dipahami oleh orang yang tinggal di Swiss. Bahkan karakter Linda ditunjukkan dengan kebanggaan yang alami sebagai warga Swiss.

Biarkan mereka percaya bahwa kami hanya memproduksi keju, cokelat, sapi, dan jam kukuk. Biarkan mereka percaya ada bank di setiap sudut jalan di Jenewa. Kami tidak berniat mengubah citra itu. Kami bahagia tanpa gerombolan orang-orang Barbar itu. Kami semua dipersenjatai dengan sangat lengkap (mengingat dinas militer merupakan kewajiban, setiap laki-laki Swiss menyimpan senjata di rumahnya), tetapi kau jarang mendengar seseorang menembak orang lain. (p.20)

Buku ini menggunakan sudut pandang orang pertama, sehingga narator yang sekaligus karakter utama—Linda, sangat mengetahui apa yang dideskripsikannya. Jalanan kota, pergantian musim, cerita rakyat, sikap para warga negaranya, dan lain sebagainya, menjelma sebagai bagian yang utuh dari setting cerita ini. Saya pribadi tidak tahu pasti mengenai tingkat akurasinya, tetapi dari segi sinambungnya di dalam buku ini, saya rasa penulis telah melakukan riset dengan cukup baik.

4/5 bintang untuk jiwa yang (tak) tenang.

Review #23 for Lucky No.15 Reading Challenge category One Word Only!

6 responses to “Adultery – Paulo Coelho

  1. sudah rencana membacanya. tema tentang selingkuh memang selalu membuat penasaran… 🙂

  2. tadinya aku benci dengan peselingkuh mana pun di dunia ini. tapi setelah baca adultery, jadi belajar memahami sudut pandang para peselingkuh (meskipun rasanya benci kalau jadi memaklumi hal-hal tercela) yang ternyata mereka punya beban sehingga mencari “pengobatan”, hanya saja dengan cara yang “kurang tepat”. gak kebayang kalau suatu hari nanti aku bisa jadi mengalami yang Linda alami.

  3. Pingback: Scene on Three (90) | Bacaan B.Zee

  4. Pingback: Lucky No. 15 Reading Challenge Wrap Up | Bacaan B.Zee

Leave a comment