Hola! Sepertinya akhir-akhir ini saya sering menemukan suatu adegan yang menarik dalam bacaan saya, tapi karena sifatnya hanya sebagai ‘pemanis’ atau selingan dalam ceritanya, agak rikuh juga kalau mau dimasukkan ke dalam review. Apalagi kalau reviewnya sudah sepanjang kereta api, sebagaimana beberapa buku yang rasa-rasanya begitu ‘penuh’. Terkadang kurang cocok juga dimasukkan ke dalam meme yang sudah ada semacam Weekend Quote yang dihost oleh Listra. Jadilah saya melahirkan meme ini, Scene on Three.
Big thanks for the button, mba Dani! :*
Jadi bagaimana cara berpartisipasi dalam Scene on Three :
- Tuliskan suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya ke dalam suatu post.
- Jelaskan mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
- Jangan lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link menuju blog Bacaan B.Zee.
- Masukkan link post kalian ke link tools yang ada di bawah post Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama peserta Scene on Three.
- Meme ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).
Let’s get the fun started.
Edisi pertama Scene on Three ini saya hendak mengutip salah satu buku paling jenius yang pernah ditulis, Harry Potter series. Tepatnya ada di buku keenam, Harry Potter and the Half-Blood Prince.
“The library is now closed,” she said. “Mind you return anything you have borrowed to the correct — what have you been doing to that book, you depraved boy?”
“It isn’t the library’s, it’s mine!” said Harry hastily, snatching his copy of Advanced Potion-Making off the table as she lunged at it with a clawlike hand.
“Despoiled!” she hissed. “Desecrated! Befouled!”
“It’s just a book that’s been written on!” said Harry, tugging it out of her grip.
She looked as though she might have a seizure; Hermione, who had hastily packed her things, grabbed Harry by the arm and frogmarched him away.
“She’ll ban you from the library if you’re not careful. Why did you have to bring that stupid book?”
Buku yang dimaksud adalah buku Ramuan milik Pangeran Berdarah Campuran (the Half-Blood Prince). Ketika membaca bagian ini saya langsung tergelitik, ingat pada diri sendiri dan sebagian besar teman kutu buku yang anti dengan pencoretan buku dan segala bentuk ‘perusakan’ terhadap buku. Adegan ini sebenarnya tidak terlalu penting, tapi J. K. Rowling memasukkannya dan membuat kita para pembaca bisa melihat diri kita, atau membuat orang lain yang tidak seketat itu melihat bagaimana ‘kegilaan’ para kutu buku.
Itulah mengapa saya katakan Harry Potter series begitu ‘penuh’. Karena dari hal-hal kecil sekalipun, kita bisa melihat kehidupan nyata, dan sepertinya semuanya ditulis dengan hati-hati dan dengan tujuan tertentu. Jika Hermione sebagai representasi kutu buku telanjur terpusat pada isi dari buku Ramuan tersebut, maka satu karakter yang paling pas untuk mengkritisi kebiasaan Pangeran Berdarah Campuran ini tidak lain dan tidak bukan adalah sang penjaga buku-buku di Hogwarts, Madam Pince.
Adakah scene yang ingin kalian bagi?
Wah, ngga nyangka, adegan begini bisa bikin Zee terkesan ya. Mungkin karena aku belum masuk kategori kutu buku akut sih ya, jadi adegan coret mencoret buku jadi terkesan biasa saja #plak…
Iya, tergantung bukunya, ini terkesannya juga lebih ke reaksinya Madam Pince sih, hehe
Mengamini Lila. Suka ignore sama detil-detil. Seringkali cuma fokus ama dialog. Hahaha…
Haha, kalo bukunya miskin dialog gimana dong? :p
@mbak lila : Coret mencoret buku biasa? #shock
Tapi…kalo yang dicoret buku pelajaran kayak scene di atas sih buatku juga biasa aja. Wajib malahh
Hahaha… Aku ngga pernah coret2 buku kok. Paling cuma nama di cover dalam n kadang bagian belakang harga n beli dimana. Tapi sering lupa, karena setelah beli, lamaaa baru dibuka plastiknya wkwkwk….
Kalo buku pelajaran memang biasa, tapi bukunya Half-Blood Prince ini terlalu luar biasa kayanya 😀
Pingback: SCENE ON THREE #1 | Ira Book Lover
@Bzee: Ada…ada…ada. Ak ikutan setor link ya. Thank you \(^▿^)/
@Lila &Diah Didi: Sama… ak kelewat juga…br ngeh pas baca post ini ╮(^▽^)╭ Tp ak setuju sm Bzee — anti dengan segala bentuk perusakan terhadap buku (˘▿˘)ง
@asdewi: iya, buku pelajaran it wajib, khususnya buat salah satu guruku waktu di SMA. Beliau malah marah besar kalau buku pelajaran kami ga ad coretannya (¯―¯٥)
Sipp, makasih udah ikutan 🙂
Soal coret-mencoret buku pelajaran jadi keinget seminggu yg lalu pas wawancara buat lomba pustakawan berprestasi, ada salah satu pertanyaan tentang vandalisme di perpustakaan.
Nah, aku jawab aja kalo buku pelajaran (yang biasanya eksemplarnya banyak) gapapa kalo dicoret (dalam arti kalimat penting digarisin/distabiloin) kan tandanya buat pelajaran daripada bukunya rapi manis bersih super kinclong di lemari tapi gak pernah dibaca. Nilaiku langsung minus gegara poin ini. Terlalu jujur sih… 😀 #MalahCurcol
Ouch! Berarti kalo kasusnya buku perpustakaan memang haram hukumnya membuat coretan ya. Tapi buku milik pribadi gpp kan, biar pas baca ulang lebih enak? (kalo buku pelajaran ya)
iya, aku juga mengharamkan mencoret buku-buku pinjaman dan buku perpus #iyalah X)
tapi fine aja untuk mencoret bagian-bagian yang menurutku penting di buku yg aku baca. soalnya kadang noted banget, sementara kalo pake post-it aja suka dipretelin sama ponakan. 😥
oia kak zee, aku ikutan yah. udah setor link.
Kalo dicoret doang susah dong nemu laginya, hehe. Okay, thank you 🙂
waahhh, seru nih, aku ikutaan yaahh,
baru aja daftar link nyaa…
yeayyy… ^,^
Hai, elita, kamu belum masukin link post nya. Kamu buat post aja dulu baru link-nya dimasukkan ke link tools, biar ga kesusahan nyari post nya
waaah mudah2an aku bisa ikutan edisi berikutnya yaaa 🙂 kemaren kelewatan gara2 weekend hihi…aku inget nih adegan ini… aku juga jarang banget sih corat coret buku, tapi mungkin nggak seekstrim madam pince juga sih 😀
Yup, ditunggu partisipasinya 🙂
Haha, kayanya Madam Pince shock karena banyak banget coretannya.
Pingback: #SceneOnThree (1) – Astral Astria | Petronela Putri (books)
berarti berlalu untuk buku fiksi doank ya scene of three-nya
Klo mau masukin non fiksi bisa juga sih, mba, ga dibatasi fiksi aja kok 🙂
Pingback: [Book Review] Tujuh Musim Setahun | Me: Book-admirer
Ikut ah 🙂 Semoga konsisten.
Nggak ada batasan sebulan berapa buku, kan?
Ini ga harus per buku, mbak, per adegan aja diposting pas tanggal yg sesuai
Pingback: Me: Book-admirer | [Book Review] Tujuh Musim Setahun
Pingback: Scene on Three (119) : An Evolution | Bacaan B.Zee
Pingback: Scene on Three (121): 4th Anniversary | Bacaan B.Zee
Pingback: Scene on Three (124) + Giveaway Announcement | Bacaan B.Zee
Pingback: Scene on Three (126) | Bacaan B.Zee
Pingback: Kenang-Kenangan Mengejutkan si Beruang Kutub – Claudio Orrego Vicuña | Bacaan B.Zee
Pingback: Scene on Three (1) | My Blog
Pingback: Scene on Three (130) [My blog is 8 year old!] | Bacaan B.Zee